Tentu
kita tidak asing lagi bukan mendengar kata sampah. apalagi untuk zaman di era
modern ini, sampah termasuk masalah utama yang sering di perbincangkan di
Negara-negara di seluruh dunia tidak hanya dinegara berkembang bahkan dinegara
majupun sampah menjadi permasalahan besar. kenapa ? karena sampah menimbulkan
banyak masalah terhadap lingkungan sekitar yakni lingkungan hidup. baik
terhadap manusia,hewan,tumbuhan,serta kelangsungan ekosistem di muka bumi.
sampah sendiri secara umum dibagi menjadi dua yakni sampah organic dan sampah
anorganik. untuk sampah organic mungkin permasalahannya tidak sepelik sampah
anorganik, dikarenakan sampah organic mampu diuraikan oleh mikroorganisme contohnya adalah sampah
daun,sayuran dll. nah… yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah bagaimana
cara memanfaatkan ataupun mengurangi sampah anorganik yang banyak menimbulkan
dampak permasalahan terhadap lingkungan contohnya adalah sampah plastic.
Sebagaimana
yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini
telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk
dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per
menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta
pohon ditebang. woww.. fantastis bukan ? bayangkan saja dalam satu hari kita
dapat menghasilkan berapa banyak sampah plastic. Dari bangun tidur, mandi kita
menggunakan sabun,odol,pembersih muka yang dibungkus plastic,saat membeli
sarapan pagi,siang,malam, menggunakan kantong plastic, belum lagi membeli es,
jajan beraneka warna menggunakan bahan yang terbuat dari plastic dirata-ratakan
satu orang setiap hari menghasilkan 10 plastik. coba di hitung jika seluruh
penduduk dunia menggunakan 10 plastik perhari tidak bisa dibayangkan berapa
banyak plastic yang dihasilkan manusia. Konsumsi yang berlebih terhadap plastic
ini pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena plastic sendiri bukan berasal dari senyawa biologis
yakni memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik
diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi
(terurai) dengan sempurna hingga dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan
udara.
Hal
inilah yang membuat banyak pihak mulai gencar melakukan banyak aksi untuk
menyelamatkan lingkungan. ini di buktikan semakin banyaknya
organisasi,komunitas, baik di dalam lingkup kampus maupun diluar kampus yang
menyuarakan aksinya untuk mengurangi penggunaan sampah plastic. salah satu
contohnya adalah aksi di hari-hari besar lingkungan hidup dengan menukar sampah
plastic dengan totebag ataupun tumbler secara cuma-cuma. dilihat juga dari
semakin banyaknya mahasiswa dari seluruh kampus di Indonesia yang mulai banyak
membawa botol minum sendiri dari rumah untuk mengurangi penggunaan botol air
kemasan. bahkan pemerintah Indonesia telah menetapkan plastic berbayar yang
dimulai dari tahun 2016 di seluruh supermarket di Indonesia. meski ini dilihat
kurang efektif setidaknya masyarakat mengerti bahwa betapa bahaya sampah
plastic terhadap lingkungan.
Dari
semua pemaparan dari sampah anorganik terlihat bahwa banyak mudhoratnya dari
pada manfaatnya. hal ini tidak berlaku untuk sebagian masyarakat yang mempunyai
cara pandang berbeda. mereka melihat sampah merupakan berkah bagi hidupnya. ini
telah banyak dibuktikan dari beberapa orang kreatif yang telah banyak
memperoleh berkah dari sampah. sebut saja contohnya seorang polisi di Kota
Malang yang menjadi perbincangan hangat di berbagai media televisi dan Koran.
Bukan karena dia korupsi ataupun terjerat masalah kriminal tetapi karena
keikhlasannya mengumpulkan sampah dalam kerja sampingannya. Bayangkan saja
seorang polisi yang notabennya merupakan aset Negara dengan gaji cukup untuk
membiayai kehidupannya sehari-hari mengumpulkan, memilah,lalu menjual sampah
untuk mendapatkan hasil. ini bukan dilihat dari hasilnya melainkan dari
keikhlasan dia akan pedulinya terhadap lingkungan. Dia mempunyai pemikiran
mulia dimana mempunyai penghasilan halal lebih berkah bagi dirinya dan
kelurganya.
Ini
juga berlaku bagi seorang pemuda dari Kalimantan dimana ia mendapatkan berkah
dari sampah yang ia tekuni. bahkan sampah dijadikan ladang bisnis olehnya. ini
dilihat saat ia baru lulus Sekolah Menengah Atas di Kalimantan ia tidak
melanjutkan kuliah melainkan menekuni bidang bisnis penghancuran sampah plastic
menjadi biji-biji plastik (dalam bahasa jawa pelet ) untuk di ekspor ke luar
negeri seperti china dll. Biji-biji plastic itu digunakan kembali untuk membuat
mainan anak,handphone dll yang terbuat dari plastik. Awalnya dia terinspirasi
dari banyaknya sampah plastic dan botol kemasan berserakan tanpa ada yang
memanfaatkan. Ini yang membuatnya mempunyai pemikiran yang berbeda dari anak
lulusan SMA lainnya hingga menunda kuliah demi menenuki bisnis ini. Omset yang
diperoleh perbulan mencapai ratusan juta rupiah loh. wow…bisnis yang
menggiurkan. dan kini ia telah berkuliah di bidang manajemen bisnis di salah
satu universitas dengan biaya sendiri dari hasil memanfaatkan sampah.
Oleh
karena itu kita sebagai manusia yang hidup dari bumi dan tinggal di bumi hingga
mengirup oksigen dengan bebas di bumi di haruskan menjaga dengan sebaik-baiknya
agar umur kita dan umur bumi lebih panjang. Setidaknya apabila kita belum mampu
membuat sampah menjadi berkah, kita memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan salah satunya dengan mengurangi penggunaan sampah anorganik terutama
plastik di kehidupan sehari-hari. Saatnya kita bergerak karena manusia modern
bijak menggunakan sesuatu untuk menyelamatkan bum. Kalau tidak sekarang kapan
lagi? kalu tidak kita siapa lagi ? Salam Lestari.
Semangat syarifatul hidayah
BalasHapus